Search This Blog

Khutbah Hajah - Siapakah Dimad al-Azdi?




Dimad al-Azdi adalah seorang dukun (jampi) yang berasal dari Qabilah Azd Syanu'ah dari Yaman di zaman Rasulullah SAW. Dia biasa mengubati orang sakit dengan hembusan angin dan jampi.

Telah diriwayatkan pada suatu hari, Dimad al-Azdi telah pergi ke Mekkah dan terdengar khabar bahwa Nabi SAW telah terkena sihir dan gila. Lalu beliau berhasrat untuk berjumpa dengan Nabi SAW untuk merawatnya.

Apabila berjumpa dengan Rasulullah SAW dan menyatakan hasrat untuk merawatnya, baginda SAW tidak menolak pelawaannya untuk dirawat.

Dalam erti kata lain Rasulullah SAW tidak pula menafikan dakwaan dan tidak memburukkan orang-orang yang menyebarkan berita rekaan tentang dirinya mahupun agama yang dibawanya. Murni sungguh akhlak Rasulullah SAW.

Apa yang Rasulullah SAW lakukan ialah membalas dengan ucapan puji-pujian pada Allah SWT dan bersabda (maksudnya):

"Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji dan memohon pertolongan kepadaNya. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada seorangpun yang akan menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan olehNya, tidak akan ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepadanya. Aku bersaksi, tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya."

Dimad al-Azdi terpegun dengan ucapan Rasulullah SAW dan menyuruh baginda SAW mengulanginya hingga tiga kali, sebelum beliau terus menerima Islam, dan katanya:

“Saya telah banyak mendengar ucapan dari para dukun, para penyihir dan para penyair. Namun saya belum pernah mendengar kata-kata seperti yang engkau sebut. Sesungguhnya, kata-kata itu telah sampai ke dasar lautan (kerana terkandung makna yang mendalam)”.

Kata Dimad al-Azdi lagi:
"Berikanlah tanganmu dan biarkanlah aku berbaiat atas nama Islam". Akhirnya Dimad berbaiat dan menyatakan keislamannya di depan Rasulullah SAW."

(Hadis Sahih Muslim no.868) - Dari kitab: AR-RAHIQ AL-MAKHTUM

Ucapan Rasulullah SAW tadi yang telah mengislamkan Dimad al-Azdi ialah Khutbah Hajat Nabi SAW (al-Khutbatul Hajah):

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنًسْتَعِيْنُهُ وَنًسْتَغْفِرُهْ وَنًعُوذً ِبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

"Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji dan memohon pertolongan kepadaNya. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada seorangpun yang akan menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan olehNya, tidak akan ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepadanya. Aku bersaksi, tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya."

Inilah khutbah hajat yang biasa kita dengar dari para penceramah. Daripada cerita inilah lahir muqaddimah ceramah yang mahsyur ini, yang selalu kita dengar dari para penceramah-penceramah tersohor seperti Dr Maza, Dr Rozaimi dll sebelum mereka memulakan ceramah mereka.

Ia diriwayatkan dari enam orang sahabat, yaitu Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa al-Asy’ari, Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdullah, Nubaith bin Syarith dan Aisyah. Khutbah ini merupakan ajaran Nabi SAW (Sunnah) yang dibacakan dalam berbagai acara seperti:

a) Untuk memulai pelajaran atau kelas terbuka.
b) Sebagai mukadimah buku, artikel atau risalah.
c) Untuk membuka khutbah secara umum
d) Untuk membuka khutbah dalam upacara pernikahan.
e) Dalam khutbah solat Jumaat
f) Membuka pengajian tentang pengajaran Al-Qur'an, Hadis, fikih dll.


Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.