Search This Blog

Part 2: Mengapa kita perlu hadith jika al Quran telah sempurna?




Bersambung dari:http://kurauking.blogspot.my/2016/09/part-1-mengapa-kita-perlu-hadith-jika.html


Sejarah periwayatan hadith

Sejarah periwayatan hadith telah bermula sejak zaman Rasulullah SAW dan juga pada zaman para sahabat ra. Diantara hadith2 yang terawal selain al Quran yang masih wujud sehingga ke hari ini dalam bentuk catatan adalah surat2 yang diutuskan kepada raja2 negara non Muslim (aslim taslam).

Contohnya, surat kepada Heraclius, emperor of Byzantium/Roman, surat kepada emperor Parsi, surat kepada Muqawqis, pemerintah Egypt dan surat ke Yaman (9 H/630 M) yang dibawa oleh Ayyas bin Abi Rabiah al-Makhzumi yang ditujukan kepada al-Haris, Masruh dan Nu’aim bin Abdul Kulal di Himyar yang diterima baik dan mereka sekeluarga dan sukunya telah masuk Islam.

Para sahabat pula mempunyai catatan (atau hafalan) masing2 untuk mengingati ajaran (hadith) Nabi SAW (selain al Quran). Mereka juga mengutuskan surat-menyurat diantara satu sama lain apabila telah diutus untuk berdakwah diluar Madinah contohnya seperti Ali bin Abi Thalib ke Shana’a (Ibukota Yaman), Muadz bin Jabbal ke Taiz (Yaman Selatan) dan Abu Musa al-Asy’ari ra. ke Zabid dll.

16) Selepas kewafatan Rasulullah SAW, maka muncullah orang2 yang menuntut ilmu Islam dari para sahabat yang tidak pernah bersua muka dengan Baginda SAW. Golongan ini digelar tabiin yang bermaksud 'pengikut'.

17) Diantara para tabiin2 yang masyur ialah Said bin al-Musayyab (lahir 13 H - wafat 94 H), Al-Hasan al-Bashri (lahir 21 H - wafat 110 H), Muhammad bin Sirin (lahir 33 H - wafat 110 H), Qatadah bin Da'amah (lahir 61 H - wafat 118 H), Abu Hanifah (Imam Hanafi, lahir 80 H - wafat 148 H) dll.

18) Said bin al-Musayyab merupakan salah seorang ulama ahli hadits dan ahli fiqih dari Madinah yang terawal dalam kategori para tabiin. Beliau banyak meriwayatkan hadith dari Umar bin Kattab sehingga mendapat gelaran Rawiyatul Umar (periwayat Umar).

19) Hadits mursal yang berasal dari Said bin al-Musayyib dianggap hasan oleh Imam Syafi'i. (ruj: Hanbal, Ahmad bin; Bari, Ibnu Abdil (2012). Mutiara Zuhud: 509 Nasihat dan Hikmah Pilihan dari Kitab az-Zuhd. hal.272 – 273)

20) Imam Ahmad bin Hanbal menganggap mursalat (kumpulan hadits mursal) yang diriwayatkan oleh Said bin al-Musayyib adalah sahih kesemuanya. (ruj: adz-Dzahabi, Syamsuddin; al-Arna'uth, Syaikh Syu'aib (muhaqqiq) (1985 M/1405 H). Siyaru A'lamin-Nubala (Cetakan ar-Risalah) jilid 4: hal. 217 – 246. Mu'assasah ar-Risalah)

21) Imam Hanafi (Abu Hanifah) merupakan tokoh yang pertama menyusun kitab fiqh yang berasaskan al Quran dan hadith. Diantara tokoh ilmuwan rujukan imam Hanafi adalah Syaikh Hammad dari Basrah, Malik bin Anas, Zaid bin Ali dan Ja'far ash-Shadiq.

22) Imam Hanafi arif membahas masalah fikih dari Al-Qur'an dan Hadits, termasuk memberi fatwa untuk menjawab masalah-masalah baru yang muncul saat itu, yang belum pernah muncul sebelumnya.

23) Diantara kitab2 yang masyur Imam Hanafi ialah Fikah Akbar, Al-Alim Wal-Muta’allim, Masnad Fikah Akbar, Masail An-Nawadir, Masail Usul, Fatwa Al-Waqiah, Al-Kisanayat.

24) Tradisi ini disambung oleh Malik bin Anas (mazhab Maliki) dalam kitabnya al Muwatta'. Diantara guru2 Imam Malik adalah Imam Abu Hanifa dan Imam Ja'far al-Sadiq (Imam ke-6 dalam tradisi Syi'ah).

(kedudukan kitab al-muwaththa' di dalam ilmu hadits, tingkatannya adalah di atas Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim. Bahkan Imam asy-Syafi'i berkata : Kitab yang paling sahih setelah al-Qur'an adalah kitab muwaththa' Imam Malik)

25) Tradisi mengarang kitab feqah menggunakan hadith ini telah disambung pula oleh para tabiut-tabiin (anak murid tabiin) seperti Imam Shafi'i (kitab ar-risalah dan al-umm) dan Imam Ahmab bin Hanbal (kitab al-musnad yang mengandungi 27,000 hadith, kitab an-nasikh wa al-mansukh, kitab hadits syu'bah dll)

26) Pada tahun ke 810 M, maka muncullah pengumpul hadith sahih terkemuka, iaitu Imam Muhammad ibn Ismail al-Bukhari (lahir 194 H/180 M, wafat 256 H/870 M) dan juga anak muridnya Imam Muslim ibn al-Hajjaj (lahir selepas 815 M – wafat 875 M).

27) Kita boleh lihat disini bahwa tradisi menulis hadith tidak pernah putus sejak dari zaman Rasulullah SAW sehinggalah ke era pengumpul hadith terkemuka Imam Bukhari dan Imam Muslim.

28) Mereka yang mengatakan bahwa hadith hanya ditulis selepas 200 tahun kewafatan Nabi SAW sebenarnya tidak pernah kaji dan tidak memahami sejarah periwayatan hadith. Jika mereka pernah kaji, sudah tentu mereka tidak akan berkata demikian.


(bersambung...)



Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.