Search This Blog

Ulama wafat, ilmu dicabut




Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya ALLAH tidak mencabut ilmu sekali gus daripada hamba, akan tetapi ALLAH mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, manusia akan menjadikan orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat lagi menyesatkan orang lain." (Riwayat Bukhari & Muslim)


Imam Nawawi RHM mengulas: "Hadis ini menjelaskan yang dimaksudkan dengan mencabut ilmu dalam hadis terdahulu yang mutlak bukan menghapusnya daripada hati penghafalnya, akan tetapi maknanya adalah pembawanya meninggal, dan manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemutus hukum yang memberikan hukuman dengan kebodohan mereka, sehingga mereka sesat dan menyesatkan." (Al-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Sahih Muslim, Bierut: Dar al-Ma'rifah, 16/441)


Apabila ulama hilang, yang tinggal adalah orang jahil. Apabila ilmu dicabut, yang tersebar adalah kejahilan dan kebodohan. Kejahilan dan kebodohan akan melata. Ilmu pula akan terus lenyap bersama wafatnya ulama.


Ilmu yang dimaksudkan ialah ilmu memahami al-Quran dan sunnah. Inilah yang ditinggalkan oleh Nabi SAW. Ulama pula ialah pewaris nabi. Apabila ulama yang mewarisi al-Quran dan sunnah telah hilang, maka tersebarlah bidaah dan kejahilan. Rasulullah SAW ingatkan: "...Maka manusia akan menjadikan orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain."


Abu Hurairah RA berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Akan datang kepada manusia tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dianggap benar sedangkan orang yang benar dianggap dusta. Pengkhianat dipercayai sedangkan orang yang amanah dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara."


Ada yang bertanya: "Apa yang dimaksudkan dengan Ruwaibidhah?" Baginda SAW menjawab: "Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas." (Riwayat Ibnu Majah, disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah (1887)


Baca Penuh Disini: http://www.sinarharian.com.my/mobile/rehal/ilmuwan-disekat-si-jahil-diangkat-1.544112


Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.