Search This Blog

Husnul Khuluq - Akhlak yang Mulia



Menurut Imam Ghazali, terdapat empat asas utama akhlak yang mulia:

1) Kebijaksanaan yang dapat membezakan yang benar dan salah.

Kebijaksanaan seseorang hanya akan dapat di perolehi dengan menuntut ilmu. Hanya dengan ilmu yang dimiliki oleh seseorang itu akan mampu membezakan perkara yang hak dan benar dengan perkara yang salah dan batil.

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda:

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).”(Hadis Riwayat Bukhari)

2) Keberanian menahan atau mengarahkan kemarahan dengan menggunakkan akal.

Marah adalah salah satu sifat mazmumah yang harus di jauhi supaya kita tidak termasuk dikalangan orang yang memilikmi sifat tercela.. Sesiapa yang tidak dapat mengawal perasaan marah sebenarnya ia sedang dikuasi oleh hawa nafsu.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya seseorang berkata kepada Nabi SAW, "Berilah aku wasiat?."

Nabi SAW bersabda: : "Janganlah engkau marah"

Orang tersebut mengulangi permintaannya hingga beberapa kali, sedang Nabi SAW bersabda : " Janganlah engkau marah"
(Hadis Riwayat Bukhari).

Marah adalah bara yang dilemparkan oleh setan ke dalam hati anak Adam sehingga ia mudah emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang, wajahnya memerah, dan terkadang ungkapan dan tindakannya tidak masuk akal.

3) Kebersihan jiwa bagi menahan keinginan syahwat dengan mendidiknya untuk tunduk kepada akal dan syarak.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah-fitnah yang menyesatkan". (Hadis Riwayat Ahmad dari Abu Barzah al-Aslami)

Sabda Rasulullah SAW lagi:
"Barang siapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya".(Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 6474 dan At-Tirmidzi, no. 2408)

4) Keadilan iaitu kekuatan jiwa yang boleh mengatasi sifat marah dan keinginan syahwat lalu membimbingnya ke arah kebijaksanaan.

Adil maksudnya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Apabila jiwa seseorang kuat dan mampu mengawal perasaan marah dan nafsu syahwat dan mendidiknya kepada hukum-hukum Allah ini bermakna jiwanya telah wujud sifat adil.

Biasanya orang yang zalim (tidak adil) tidak akan dapat mengawal nafsu marah dan nafsu syahwat menyebabkan jiwanya rosak dan jauh daripada hidayah Allah S.W.T. dan melakukan sewenag-wenagnya tanpa berfikiran yang waras.

Orang yang marah hendaklah melakukan hal-hal berikut:

1. Berlindung kepada Allah dari godaan setan dengan membaca ta'awwuz:

“A'uzubillahi minas Syaitonir Rajim."(Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang direjam)

Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, berzikir, dan istighfar.

Allah SWT berfirman:
"Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang"
(Surah Taha ayat 130)

3. Hendaklah diam, tidak mengumbar amarah.

"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam"
(Hadis Riwayat Ahmad (I/239, 283, 365) dan al-Bukhari)

4. Dianjurkan berwudhu’.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya marah itu dari setan, sedangkan setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya api hanya bisa dipadamkan dengan air, oleh kerana itu barang siapa marah hendaklah ia berwudhu."
(Hadis Riwayat Ahmad dan Abu Daud tetapi di-dhoif-kan oleh Abu Waa-il al-'Ash atau nama asal Abdullah bin Bakhiir).

5. Mengubah posisi kita apabila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, dan apabila marah dalam keadaan duduk hendaklah berbaring.

Rasulullah SAW bersabda:
”Apabila seseorang kamu marah dalam keadaan berdiri hendaklah dia duduk, jika masih tidak hilang kemarahannya hendaklah dia berbaring secara mengiring.” (Hadis Riwayat Ahmad dan Abu Daud)

6. Jauhkan hal-hal yang membawa kepada kemarahan.

Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang sangat sengit dalam bertengkar.” (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tarmizi dan Nasa’i)

7. Berikan hak badan untuk beristirehat.

Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai Abdullah bin Amar, "Sesungguhnya ke atas kamu hak untuk Allah s.w.t., dan ke atas kamu hak untuk tubuh kamu, dan ke atas kamu hak untuk keluarga kamu. Maka berilah kepada yang miliki hak tersebut."

8. Ingatlah akibat jelek dari amarah.

Orang yang sentiasa marah2 akan dapat berbagai2 jenis penyakit dan stress serta kemurungan. Mereka akan menyesal akan perkara2 yang akan tertimbul akibat dari kemarahan mereka.

9. Ingatlah keutamaan orang-orang yang dapat menahan amarahnya.

Daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah telah bersabda:
”Bukanlah orang yang kuat itu orang yang selalu menumpaskan orang lain(dalam pergaduhan), sesungguhnya orang yang kuat itu adalah orang yang dapat mengawal diri ketika marah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW bersabda:
"Orang Mukmin yang paling sempurna imannya, ialah yang paling baik akhlaknya."
(Hadis Riwayat Ahmad)

Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.