Search This Blog

Tathayyur atau thiyarah adalah Syirik dalam Islam




Kepercayaan baik buruk nasib dapat diramal apabila terlihat, terdengar atau mengetahui sesuatu adalah amat dilarang dan haram dalam Islam. Ia dipanggil kepercayaan dan amalan tathayyur atau thiyarah yang boleh membawa kepada syirik. Di antara kepercayaan thiyarah dalam masyarakat Islam kita adalah jika ternampak burung hantu diatas rumah atau anjing melolong-lolong tengah malam, maka akan berlakunya kematian.


Baru-baru ini pula, terdapat pula orang yang percaya bahwa angka 786 akan membawa tuah dan rahmat. Malah ia telah diajar oleh seorang ustaz dalam ceramahnya bahwa angka ini berasal dari kiraan abjad dari perkataan bismillah dan kononnya jika kita beramal dengan kadar bacaan zikir tertentu, ia akan membawa tuah dan rezeki.


Begitu juga dengan kepercayaan bahwa jika ternampak salib, akidah akan tergugat atau jika terminum holy water, keupayaan menghafal dan membaca al-Quran akan hilang. Ramai diantara kita yang percaya bahwa kalau ada kupu2 dalam rumah, itu pertanda akan kedatangan tamu; percaya bahwa numbor angka tertentu dapat mengubah nasib seseorang; percaya sesuatu tempat dijaga kuasa ghaib seperti hantu jembalang, bunian, toyol dll.


Inilah diantara kepercayaan tathayyur dalam masyarakat kita. Orang yang bertathayyur tidak memiliki rasa tawakkal kepada Allah SWT dan sentiasa bergantung kepada segala sesuatu selain Allah. Amalan tathayyur adalah termasuk dalam syirik yang menafikan kekuasaan Allah, kerana ia buat kita percaya bahwa baik buruknya nasib dan rezeki itu berasal dari makhluk.


Ibnu Qayyim berkata: “Orang yang bertathayyur itu tersiksa jiwanya, sempit dadanya, tidak pernah tenang, buruk akhlaknya, dan mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya. Mereka menjadi orang yang paling penakut, paling sempit hidupnya dan paling gelisah jiwanya.” (Miftaah Daaris Sa’aadah (III/273) ta’liq dan takhrij Syaikh ‘Ali Hasan al-Halabi)


Tathayyur tidak terbatas hanya pada binatang atau kebendaan material saja, tetapi juga pada nama-nama, bilangan, angka, orang-orang cacat dan sejenisnya. Semua itu diharamkan dalam syari’at Islam dan dimasukkan dalam kategori perbuatan syirik oleh Rasulullah SAW, kerana orang yang bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka.


Thiyarah hukumnya syirik kepada Allah SWT, sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw, “Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud).


Allah SWT berfirman:
“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: ‘Ini disebabkan (usaha) kami.’ Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS 7:131)


Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tafsirnya mengatakan: “Allah SWT telah menceritakan bahwa apabila pengikut Fir’aun mendapat keselamatan, kesuburan, keuntungan, kemakmuran dan banyak rezeki, serta menemukan kesenangan duniawi, mereka mengatakan: ‘Kami memang lebih pantas mendapatkan semua ini.


Sebaliknya, manakala tertimpa bala bencana dan musibah seperti wabak penyakit, tanaman diserang serangga dan tikus, banjir, kemarau dll, mereka bertathayyur kepada Nabi Musa dan orang-orang yang besertanya, dan menuduh mereka sebagai penyebabnya. Mereka mengatakan: ‘Sejak kedatangan Musa, kita kehilangan kemakmuran, kesuburan dan tertimpa krisis.’”


Allah SWT menyebutkan bahwa keberuntungan, kemakmuran, dan keburukan serta bencana kaum Fir’aun dan yang lainnya tidak lain adalah ketetapan yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui sehingga mereka menuduh Musa Alaihissallam dan pengikutnya sebagai penyebabnya.”(Tafsiir Ibni Jarir ath-Thabari - VI/30-31)


Thiyarah termasuk syirik yang menafikan kesempurnaan tauhid. Dalam Sahih Muslim disebutkan, dari Mu’awiyah ra, bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah SAW : "Di antara kami ada orang-orang yang bertathayyur.” Lalu beliau bersabda: “Itu adalah sesuatu yang akan kalian temui dalam diri kalian, akan tetapi janganlah engkau jadikan ia sebagai penghalang bagimu."


Firman Allah SWT yang bermaksud:
"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika betul kamu orang-orang yang beriman."(QS 3:175)



Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.